Sabtu, 29 September 2012

Praktikum Biologi - Laporan 1



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
Pancaindra manusia memiliki kemampuan daya pisah yang terbatas.  Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin meningkat, mengharuskan manusia untuk membuat alat yang dapat membantu dalam mengamati benda /organisme yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa.  Salah satu alat bantu yang sering   digunakan dalam pengamatan dalam bidang biologi  adalah mikroskop (latin, mikro = kecil, dan scopium = penglihatan ) (Taryono,1996).
Mikroskop berasal dari bahasa Yunani, yaitu micro yang berarti kecil dan Scopium yang berarti melihat. Saat ini tidak ada dokumen yang menuntun kita pada siapa yang sebenarnya penemu mikroskop ini. Kemungkinan mikroskop dikembangkan dari teleskop yang dimiliki oleh Galileo pada pertengahan abad ke-17 (Yatim, 1994).
Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat objek yang tidak dapat dilihat dengan menggunakan mata telanjang. Sejarah mikroskop tidak lepas dari sejarah bangsa Yunani dan Romawi yang telah menggunakan perbesaran  gambar yang dibentuk oleh lensa. Antonio van Leuwenhoke mula-mula menggunakan mikroskop sederhana pada bidang mikrobiologi yang hanya menggunakan lensa tunggal. Mikroskop mulai digunakan sejak abad ke-17 (Muslim, 1994).
Mikroskop pada prinsipnya adalah suatu alat pembesar yang terdiri dari dua lensa cembung, yaitu sebagai lensa obyektif dan lensa okuler. Lensa obyektif terletak dekat dengan objek, sedangkan lensa okuler pada bagian atas tabung dekat dengan mata pengamat. Benda yang diamati mengalami perbesaran sebanyak yang kita inginkan sesuai dengan skala yang ada pada mikroskop, lensa okuler berfungsi sebagai lup (Yatim, 1994).

1.2.      Tujuan
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengenali bagian-bagian mikroskop, memahami fungsi dan terampil menggunakannya. Serta mengamati susunan jaringan dan bentuk-bentuk sel pada tumbuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Mikroskop berasal dari kata mikro yang berarti kecil dan scopium (penglihatan). Mikroskop yang paling sederhana adalah kaca pembesar, sedangkan yang biasa digunakan dalam laboratorium adalah mikroskop monokuler. Objek yang diamati kecil sehingga tembus pandang (Amir, 1981).
Mikroskop pertama kali ditemukan oleh Antonius Van Leuweenhook (1675). Antonius Van Leuweenhook adalah orang yang pertama kali melihat bakteri dengan menggunakn suatu alat optik yang terdiri dari lensa-lensa bikonveks. Dari hasil penemuan itu, sehingga membuka peluang untuk melakukan penelitian mengenai proses terjadinya fermentasi dan penemuan jasad renik penyebabnya penyakit (Dwidjoseputro, 1994). Meskipun beberapa pendapat mengatakan bahwa penemuan bakteri sebenarnya telah ditemukan oleh beberapa penemu sebelumnya, tetapi penemuan terbesar dan diakui adalah penemuan yang dilakukan oleh Antonio Van Leuweenhook. (Gabriel, 1996)
Mikroskop merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengamati benda yang berukuran kecil dan tipis dengan bantuan cahaya. Mikroskop terdiri dari bagian–bagian, dimana  masing–masing bagian tersebut mempunyai fungsi–fungsi tersendiri yaitu lensa okuler berfungsi memperbesar bayangan preparat yang dihasilkan oleh lensa obyek, makrometer berfungsi mengatur jarak fokus dari lensa obyektif kepreparat secara kasar, mikrometer berfungsi mengatur jarak fokus dari lensa obyektif kepreparat secara halus, tabung lensa berfungsi sebagai tempat terjadinya proses pembesaran bayangan antara lensa okuler dengan lensa obyektif, lengan mikroskop berfungsi untuk mengangkat atau memindahkan mikroskop, revolver berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan lensa obyektif, lensa obyektif berfungsi untuk memperbesar semu preparat yang diamati, panggung berfungsi meletakkan kaca sediaan untuk mengatur cahaya yang masuk pada lensa, penjepit berfungsi untuk menahan kaca sediaan (tempat preparat agar tidak bergeser), kondensor berfungsi untuk memfokuskan cahaya agar tepat pada benda yang diamati, diafragma berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya yang datang dari bawah, cermin berfungsi menangkap sinar utama, sekrup lensa kondensor berfungsi mengatur jarak dari diafragma ke lensa obyektif untuk mendapatkan gambar yang baik, kaki / dasar berfungsi untuk tempat berdirinya mikroskop. (Gabriel, 1996)
Mikroskop pada prinsipnya adalah suatu alat pembesar yang terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa obyektif (dekat dengan benda) dan lensa okuler (dekat dengan mata). Benda yang diamati mengalami pembesaran sebanyak dua kali yaitu pada lensa obyektif dan lensa okuler, dimana lensa okuler berfungsi sebagai luv. Bayangan akhir yang diamati bersifat maya, terbalik, diperbesar. Bayangan tersebut merupakan aberasi steris dan kromatis yang disebabkan perbedaan refraksi dari cahaya dan spektrum sinar tampak (Soekarno, 1998).
Ada dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop, yaitu:
§   Bagian optik, yang terdiri dari kondensor, lensa objektif, dan lensa okuler.
§   Bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja objek, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek, dan sumber cahaya.
Hingga saat ini sudah ada dua macam mikroskop yaitu mikroskop cahaya yang biasa banyak digunakan dalam bidang pendidikan dan mikroskop elektron yang digunakan bidang kedokteran karena mikroskop elektron ini mempunyai pembesaran yang lebih dibandingkan dengan mikroskop cahaya. Mikroskop elekron ini menggunakan elektron berkecepatan tinggi yang dapat di samakan dengan sinar-x (0.05 angstrom atau satu million satuan inci) (Albert, 1994).
Tujuan mikroskop cahaya dan elektron adalah menghasilkan bayangan dari benda yang dimikroskop lebih besar. Pembesaran ini tergantung pada berbgai faktor, diantaranya titik fokus kedua lensa( objektif f1 dan okuler f2, panjang tubulus atau jarak(t) lensa objektif terhadap lensa okuler dan yang ketiga adalah jarak pandang
mata normal(sn). Rumus: 
baik lensa obyektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung Secara sederhana dan garis besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu, terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula mula. baik pada mikroskop cahaya maupun mikroskop elektron. Yang menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada mikroskop cahaya bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti bayangan sementara semu, terbalik, dan lebih lagi diperbesar. Pada mikroskop elektron bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti gambar benda nyata, sejajar, dan diperbesar. Petunjuk: Jika seseorang menggunakan mikroskop cahaya dia meletakkan huruf A dibawah mikroskop maka yang dia lihat pada mikroskop tampilan bayangan tersebut adalah huruf tersebut hanya terbalik dan diperbesar(Washitoaji,  2000).
  
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1.       Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada pukul 08.00 WITA,hari rabu, tanggal 21 Oktober 2009. Bertempat di Laboratorium biologi dasar 1, Lab. Dasar FMIPA UNLAM. Banjarbaru.

3.2.       Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop cahaya monokuler dan binokuler, kaca benda, kaca penutup, pinset, pipet tetes, kuas, air, preparat, dll.

3.3.       Prosedur Kerja
3.3.1.      Mencari bidang penglihatan.
Tabung dinaikkan menggunakan makrometer (pemutar kasar), Hingga lensa obyektif tidak membentur meja/panggung bila   revolver diputar-putar. Lensa obyektif ditempatkan pada pembesaran lemah ( atau ) dengan memutar revolver sampai berbunyi klik (posisinya satu poros dengan lensa okuler). Diafragma dibuka sebesar-besarnya dengan menarik tangkainya ke belakang. Letak cermin diatur sedemikian rupa ke arah cahaya, hingga terlihat  lingkaran (lapangan pandang) yang sangat terang di dalam lensa okuler. Mikroskop siap digunakan.
3.3.2.      Mencari bayangan sediaan.
Tabung mikroskop dinaikkan menggunakan makrometer, hingga jarak antara lensa obyektif dengan permukaan meja. Sediaan yang akan diamati diletakkan di tengah-tengah lubang meja benda, penjepit digunakan agar sediaan tidak tergeser. Makrometer diputar ke belakang sampai penuh dengan  hati-hati, sambil menempatkan noda sediaan tepat di bawah lensa obyektif, hingga jarak antara ujung lensa obyektif dengan permukaan atas kaca penutup hanya. Mata dibidikkan ke lensa okuler sambil memutar makrometer ke depan searah jarum jam secara hati-hati sampai tampak bayangan yang jelas. Untuk mendapatkan pembesaran kuat, revolver diputar dan lensa obyektif yang sesuai. Kemudian mainkan fungsi mikrometer secara perlahan dan hati-hati. (ingat bila menggunakan lensa obyektif , maka di atast sediaan perlu ditetesi minyak imersi dahulu).
3.3.3.      Memelihara mikroskop
Mikroskop harus selalu diangkat dan dibawa dalam posisi tegak, dengan satu tangan memegang erat pada lengan mikroskop dan tangan yang lain menyangga pada dasar  atau kakinya. Apabila tabung perlu diangkat dicondongkan posisinya, maka cukup dilakukan dengan memutar engsel penggerak sebagai titik putar. Setelah selesai harus ditegakkan kembali. Usahakan agar  lensa obyektif lemah ( atau  ) berada satu poros di bawah lensa okuler. Aturlah kedudukan tabung sedemikian rupa sehingga ujung lensa obyektif lemah berjarak dari atas meja benda. Kedudukan penjepit sediaan diatur dengan rapi dan cermin pada posisi tegak agar debu tidak banyak menempel. Apabila pengamatan dengan menggunakan minyak imersi telah berakhir, sisa minyak dibersihkan dengan menggunakan cairan Xilol sesegara mungkin dan keringkan dengan kain lap yang  bersih. Selanjutnya setiap akan menggunakan mikroskop, lensa atau bagian lainnya dibersihkan dengan kain lap bersih dari bahan yang halus   ( flannel ).
3.3.4.      Pengukuran Mikroskopis/Mikrometri
Untuk mengetahui ukuran obyek yang diamati dengan mikroskop untuk dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu yang disebut Mikrometer Obyektif dan Mikrometer Okuler.
3.3.5.      Menggambar Hasil.
Hasil pengamatan dengan mikroskop dapat dituangkan dalam bentuk gambar, yang dilakukan dengan alat fotografi atau dengan tangan (manual). Gambar yang baik harus dapat menyampaikan ide yang jelas dari suatu struktur yang nyata sebagaimana tampak hubungan antara bagian-bagian yang diamati. Adapun ciri-ciri gambar yang baik adalah ; jelas, mempunyai keterangan yang lengkap, rapi, dan cermat. Gambar diatur sedemikian rupa, dibagian tengah halaman buku, disertai judul, keterangan pembesaran, biasanya satu halaman hanya untuk 1-2 gambar saja, letak keterangan gambar pada sisi yang sama dengan jarak garis petunjuk diusahakan sama dan tidak saling berpotongan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.       Hasil
Hasil yang didapat dari praktikum ini adalah

4.2.       Pembahasan
Bagian-bagian dari mikroskop dan fungsinya :
1)        Bagian mekanis, bagian ini bersifat sekunder namun sangat penting agar mikroskop dapat digunakan dengan baik dan terdiri atas :                   
a.         Kaki/dasar atau basis; dapat berbentuk tapal kuda, persegi atau bentuk yang lain.
b.         Pilar, lengan atau engsel penggerak; di atas kaki terdapat pilar, di atas terdapat lengan. Bagian pilar dan lengan dihubungkan dengan engsel penggerak yang berfungsi untuk mengatur kedudukan mikroskop sesuai dengan yang dikehendaki.
c.         Meja benda merupakan tempat untuk meletakkan obyek yang diamati. Pada bagian tengah meja terdapat lubang yang berfungsi untuk meloloskan cahaya yang berasal dari cermin pantul. Di bawah meja/panggung terdapat sub panggung yang padanya melekat kondensor yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke obyek yang diamati. Di bawah kondensor terdapat diafragma untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang diperlukan.
d.         Sekrup penggerak sediaan/obyek ; jumlahnya dua, tersusun pada satu sumbu yang berfungsi untuk menggerakkan sediaan ke muka dan ke belakang (sekrup atas), menggerakkan sediaan ke kiri dank ke kanan  (sekrup bawah).
e.         Sekrup pengatur jarak anatra teropong dengan sediaan ; jumlahnya dua buah atau menjadi satu, yang mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai pengatur atau penggerak kasar/makrometer dan sebagai penggerak halus atau micrometer.                          
2)        Bagian optic, bagian ini terdiri cermin, lensa kondensor , diafragma, lensa obyektif dan lensa okuler. Alat-alat tersebut merupakan  bagian yang utama atau primer dari sebuah mikroskop.
a.         Cermin ; berfungsi untuk memantulkan cahaya dari sumber cahaya ke obyek yang diamati. Pada setiap mikroskop selalau dilengkapi cermin  dengan permukaan ganda, yaitu permukaan datar dan cekung. Permukaan datar digunakan apabila sumber cahaya cukup terang, sedangkan permukaan datar digunakan apabila intensitas sumber cahaya kurang.
b.         Lensa kondensor ; mikroskop yang baik biasanya dilengkapi dengan lensa kondensor yang merupakan kombinasi dari dua lensa yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke obyek yang sedang diamati. Apabila kondisi ruangan kekurangan cahaya, maka dengan menggunakan cermin cekung dan mengatur kondensor akan diperoleh pencahayaan yang lebih baik.
c.         Diafragma ; merupakan bagian yang dapat diputar/digeser tangkainya  ke salah satu arah, berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya yang diperlukan saat sedang mengamati objek.
d.    Lensa obyektif ; letaknya dekat dengan sediaan, biasanya terdapat 2, 3 atau lebih lensa yang dipasang sekaligus pada revolver yang dapat diputar. Pada umumnya dijumpai mikroskop dengan tiga lensa objektif yaitu :  atau . Jika diperhatikan pada batang lensa objektif tertera angka atau tulisan yang perlu dipahami,
e.     Lensa okuler ; terletak apabila pada bagian atas tabung berdekatan dengan mata apabila seseorang mengamati objek dengan mikroskop.
Adapun alat bantu yang diperlukan dalam penggunaan mikroskop ini adalah sebagai berikut :
1.         Kaca objek : Untuk meletakkan objek yang akan diamati.
2.         Kaca penutup : Untuk menutup objek pada kaca objek.
3.         Bahan pewarna : Untuk memperjelas dan memudahkan dalam pengamatan.
4.         Minyak imersi : Untuk memperjelas bayangan objek. 
Bayangan akhir yang dibentuk oleh mikroskop adalah bersifat maya, terbalik, diperbesar.
Cara mencari bayangan sediaan adalah meletakkan sediaadn di tengah-tengah lubang meja benda, kemudiaan sediaan dijepit agar tidak bergeser,setelah itu turunkan lensa obyektif hingga jarak antara ujung lensa obyektif dengan permukaan atas kaca penutup hanya. Setelah itu bidikkan mata pada lensa okuler.
Cara memelihara dan menggunakan mikroskop diantaranya sebagai berikut. Mikroskop harus selalu diangkat dan dibawa dalam posisi tegak, dengan satu tangan memegang erat pada lengan mikroskop dan tangan yang lain menyangga pada dasar  atau kakinya. Apabila tabung perlu diangkat dicondongkan posisinya, maka cukup dilakukan dengan memutar engsel penggerak sebagai titik putar. Setelah selesai harus ditegakkan kembali. Usahakan agar  lensa obyektif lemah ( atau  ) berada satu poros di bawah lensa okuler. Aturlah kedudukan tabung sedemikian rupa sehingga ujung lensa obyektif lemah berjarak dari atas meja benda. Kedudukan penjepit sediaan diatur dengan rapi dan cermin pada posisi tegak agar debu tidak banyak menempel. Apabila pengamatan dengan menggunakan minyak imersi telah berakhir, sisa minyak dibersihkan dengan menggunakan cairan Xilol sesegara mungkin dan keringkan dengan kain lap yang  bersih. Selanjutnya setiap akan menggunakan mikroskop, lensa atau bagian lainnya dibersihkan dengan kain lap bersih dari bahan yang halus   ( flannel ).
BAB V
PENUTUP

5.1.       Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan kali ini adalah sebagai berikut:
  1. Mikroskop adalah alat yang berfungsi untuk melihat benda mikroskopis transparan/tembus pandang/benda yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat oleh mata biasa.
  2. Mikroskop terdiri dari bagian–bagian mikroskop yang mempunyai fungsi masing–masing dan saling menunjang.
  3. Bagian optik pada mikroskop merupakan bagian utama atau primer dari sebuah mikroskop. 
  4. Mikroskop monokuler lensa objektifnya  ,dan , dengan perbesarannya  dan 
  5. Mikroskop Olympus lensa objektifnya , dan dengan perbesaran  , dan  .
  6. Ada dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop, yaitu :
    1. Bagian optik, yang terdiri dari kondensor, lensa objektif, dan lensa okuler.
    2. Bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja objek, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek, dan sumber cahaya
7.      Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. 

5.2.       Saran
Sebaiknya praktikan sudah mengetahui tentang materi yang akan dipraktekkan sehingga tidak mengalami kesulitan ketika praktikum. Serta pastikan alat-alat yang digunakan untuk praktikum tidak mengalami masalah atau rusak, sehingga dapat digunakan sesuai prosedur.

DAFTAR PUSTAKA


Albert, Bruce, dkk. 1994. Biologi Molekuler Sel, Edisi Kedua. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Amir, A. 1981. Biologi Umum. Gramedia. Jakarta.
Gabriel, F.J. 1995. Fisika Kedokteran. Departemen Pendidikan Universitas
Udayana Bali.
Muslim, M. 1994. Penggunan dan Pemelian Mikrskophara. Banjarbaru.
Soekarno. 1998. Biologi Umum. Balai Pustaka. Jakarta.
Taryono.  1996.  Terampil dan Menerapkan Konsep Biologi.  Tiga serangkai. Solo.
Taryono.  1996.  Terampil dan Menerapkan Konsep Biologi.  Tiga serangkai. Solo.
Yatim, Wildan. 1994. Kamus Biologi. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Washitoaji, Wihatmoko.  2000.  Melihat Dunia Mikro dengan Mikroskop 
          Diakses tanggal 25 oktober 2009.
                   Diakses pada 21 Oktober 2009